![]() |
Seminar PGD Ke 14. |
Sekadau, Wartacyber.com – Dalam rangkaian kegiatan Pekan Gawai Dayak (PGD) ke-14, Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui Panitia PGD kembali menyelenggarakan seminar penting yang mengangkat tema besar seputar pelestarian budaya dan perlindungan kekayaan intelektual. Bertempat di Gedung PKK Sekadau pada Jumat (25/7/2025), seminar ini mengusung tajuk "Peran Hak Kekayaan Intelektual dalam Melestarikan dan Mempromosikan Keanekaragaman Budaya serta Perlindungan Hak Cipta Lagu di Era Digital".
Ketua Panitia PGD XIV, Radius, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang digagas oleh Seksi Monitoring dan Litbang II PGD. Seminar ini dihadirkan sebagai ruang diskusi dan perumusan gagasan strategis menyangkut kehidupan masyarakat Dayak, terutama dalam konteks penguatan kesadaran terhadap pentingnya perlindungan kekayaan intelektual dan pengembangan budaya lokal sebagai aset ekonomi.
“Melalui seminar ini, kita ingin membangun pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya perlindungan hukum terhadap karya, pemberian hak eksklusif atas kekayaan intelektual, serta bagaimana meningkatkan nilai ekonomi dari kebudayaan lokal yang kita miliki,” ujar Radius.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari berbagai unsur, seperti tokoh masyarakat, pelaku seni dan budaya, pendamping UMKM, hingga perwakilan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sekadau. Seminar ini juga mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah, yang ditandai dengan kehadiran para kepala dinas seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja.
Selain itu, para ketua Dewan Adat Dayak (DAD) dari tiap kecamatan serta perwakilan berbagai paguyuban di Kabupaten Sekadau juga tampak antusias mengikuti jalannya seminar yang berlangsung interaktif tersebut.
Bupati Sekadau, Aron, dalam hal ini diwakili oleh Asisten II Setda Sekadau, Sandae, turut menyampaikan apresiasi dan harapannya atas terselenggaranya kegiatan yang sarat nilai ini. Menurutnya, seminar semacam ini bukan hanya penting sebagai ajang pelestarian budaya Dayak, tetapi juga berperan sebagai tonggak untuk memperkuat perlindungan terhadap karya anak bangsa di tengah derasnya arus digitalisasi.
“Kami berharap hasil dari kegiatan ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian budaya Dayak sekaligus menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Di era digital ini, kita tidak hanya harus menjaga warisan budaya, tetapi juga mampu mengelolanya agar memberi nilai tambah secara ekonomi,” ujar Sandae.
Seminar ini menjadi salah satu momen penting dalam PGD XIV, yang tidak hanya menyuguhkan hiburan dan perayaan budaya, tetapi juga sarat dengan muatan edukatif dan strategis dalam rangka menjaga eksistensi budaya Dayak di masa kini dan masa mendatang. (Tim).